Puisi Kilat
Pe-Pinesthi
RUANG TAK BERMAKNA
RUANG TAK BERMAKNA
Terdiam dalam keramaian
Duduk dalam dekapan
Kejenuhan dari setiap
goresan tinta
Tidak ada secercah
kebahagiaan
Hanya lembaran HVS kian
membayang
Entah ruang atau pasar
ikan
Semua beradu tanpa
hariau
Tak berkutik untuk
bertindak
Ingin rasanya ruang ini
kuguyur
Tapi apa dengan apa
Aktivitas takbertuan
ini
Tak menyisakan ruang
kosong
Tersisa untuk senyum
kecil kebebasan
Rindu dalam senyap
Tersadar dalam gelap
TERPENJARA
DALAM LUKA
Saat pertama kudengar
surune
Saait itu juga jiwa ini
bergetar
Terlihat sosok tua
renta hadir dikrumunan
Menyangga bendera di
atas ibu pertiwi
Meski pelipis mengalir
darah
Tak ada seorang datang
untuk menyapa
Jiwa yang lemah itu
terus berjalan hingga sudut kota
Menanti keramaian
datang menjemput bendera
Mengibarkan diangkasa
tanda kegemilangan itu tiba
Tapi mereka enggan
mendekat
Sisa peluru itu masih
membekas
Tidak ada yang mampu
mencegah
Dongeng Malam
Hari
MESKI
BULAN TELAH DITELAN KEGELAPAN
Setiap detik
waktu terhitung
Elok sinar
rembulan menyertai
Pijakan kaki
tampak kokoh
Angin tak mampu
menggoyangkan
Ribuan insan
yang mencengkeram cakrawala dunia
Obat rindu
Negara merdeka
Genarasi penerus
bangsa yang bermoral
Enggan mendusata
pada semut kecil
Nafsu membakar
lautan biru
Edarkan
kebersamaan yang berujung satu
Rangkaian jerami
Akan merubuah
perdamaian
Tiada jenuh
Ilalang
bergoyang berirama
Oh sang bayu
Nan indah
dongeng malamku
Komentar
Posting Komentar